Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Investasi Konservatif : 3 Tipe dan Contohnya

Investasi konservatif adalah salah satu tipe investor, dimana para investor tersebut lebih memilih investasi dengan profil risiko paling rendah. Sebelum membahas lebih mendalam tentang investasi konservatif ini, Anda perlu mengetahui tipe-tipe investor.

3 Tipe Investor

Dalam dunia investasi, dikenal ada 3 tipe investasi berdasarkan toleransi investor terhadap risiko. Tipe-tipe tersebut dibedakan berdasarkan toleransi risiko yang dapat diterima investor. Tipe-tipe tersebut antara lain:

1. Investasi Konservatif 

Investasi konservatif adalah tipe investasi dengan investor yang memiliki profil risiko paling rendah. Ciri khas dari investor yang memilih tipe ini adalah menginginkan investasi yang aman dan tingkat pengembalian cenderung stabil. 

Selain itu, investor tipe ini sangat takut mengurangi pokok investasi. Biasanya investor yang masuk dalam kategori ini adalah investor pemula yang baru belajar atau tertarik untuk berinvestasi. 

Pada umumnya, investor seperti ini akan menempatkan tingkat keamanan di atas keuntungan yang dihasilkan.

2. Investasi Moderat

Investasi moderat merupakan tipe investasi dengan profil risiko sedang. Investor tipe ini biasanya merupakan investor yang memiliki target finansial jangka menegah dan siap terhadap tingkat pengembalian yang fluktiasinya tidak terlalu signifikan. 

Pada umumnya investor yang memilih investasi ini belum berani untuk mengambil risiko tinggi. Mereka masih memberikan toleransi terhadap risiko, namun tidak untuk risiko yang tergolong besar. Adanya fluktuasi yang terjadi pada pasar aset juga sudah mulai dipahami. 

Biasanya, investor jenis ini selalu mencari proporsi yang seimbang antara pendapatan yang diterima dengan risiko yang mungkin terjadi. Selain itu, investor tipe ini juga selalu berhati-hati dalam memilih jenis investasi. 

3. Investasi Agresif 

Investasi agresif adalah tipe investasi yang memiliki risiko paling tinggi, namun juga akan mendapatkan imbal hasil yang tinggi. Investasi jenis ini sering disebut sebagai investasi yang high risk-high return

Para investor ini selalu siap jika investasinya berkurang bahkan hilang untuk mendapatkan imbal hasil yang tinggi. biasanya, para investor tipe ini sudah memiliki banyak pengalaman dalam berinvestasi dan biasa berhadapan dengan fluktuasi harga pasar aset yang ekstrim.

Investor tipe ini tentunya tidak pernah takut untuk menyimpan modalnya di instrument investasi yang memiliki profil risiko tinggi. 

Setelah membahas 3 tipe investasi, kali ini akan dibahas lebih mendalam tentang investasi konservatif. Karena investasi konservatif adalah investasi yang sangat cocok untuk anak muda ataupun yang baru belajar investasi. 

Rekomendasi Investasi Konservatif 

Rekomendasi investasi konservatif yang rendah risiko, namun tetap memberikan keuntungan adalah sebagai berikut:

1. Reksadana 

Dikarenakan profil risiko konservatif adalah rendah,  maka sangat cocok untuk berinvestasi reksadana. Ada beberapa jenis reksadana, namun yang memiliki risiko paling rendah adalah reksadana pasar uang (RDPU) dan reksadana pendapatan tetap (RDPT). 

Jenis reksadana pasar uang menginvestasikan dananya pada produk pasar uang yang risikonya rendah, misalnya deopsito dan obligasi (surat utang) jangka pendek. Jenis reksadana ini cocok untuk keperluan investasi jangka pendek yang kurang dari 1 tahun.

Sedangkan jenis reksadana pendapatan tetap  mengalokasikan sebagian besar investasinya pada efek utang yang memberikan pendaptan tetap, misalnya obligasi dengan jatuh tempo lebih dari 1 tahun. Reksadana jenis ini memberikan imbal hasil pasti secara rutin.

2. Investasi Emas

Investasi ini sangat disukai oleh hampir semua kalangan. Investasi emas sangat cocok bagi Anda yang memiliki profil risiko kenservatif. Hal tersebut dikarenakan emas tahan terhadap inflasi dan krisis.

Meskipun harga emas bisa turun, namun tidak signifikan dan rata-rata harganya relatif stabil. 

3. Investasi Valuta Asing (Valas)

Investasi ini merupakan penanaman modal dengan membeli mata uang asing saat harganya murah dan menjual saat harganya naik.

Selisih harga tersebut akan menjadi keuntungan bagi investor. Jika memilih investasi ini, Anda perlu rajin mengamati pergerakan kurs karena harga mata uang asing cenderung fluktuatif. 

Selain 3 contoh di atas, contoh investasi konservatif juga bisa dilakukan dengan berinvestasi deposito, P2P, dan investasi aset. 

Demikian pembahasan tentang investasi konservatif. Karena investasi konservatif adalah investasi dengan risiko rendah, maka Anda bisa memulai investasi dengan tipe ini.